AWESH.id-Riuh tawa nan riang nyaring terdengar dari anak – anak di Taman Literasi di Desa Rawameneng, Kecamatan Blanakan, Subang, Jawa Barat, Sabtu (2/8/2025). Siang itu, sebanyak 75 anak berkumpul di SDN Taman Winaya. Panas terik matahari tak menyurutkan niat mereka.
Mereka nampak semangat mengikuti sejumlah kegiatan yang diselenggarakan mahasiswa Universitas Buana Perjuangan (UBP) yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di desa dipesisir Subang itu. Mulai dari membaca, mendongeng, hingga kegiatan mengasah kreativitas lainnya yang disajikan bersama game dan perlombaan.
Anak – anak pun nampak antusias melakukan komunikasi dua arah. Tak jarang gelak tawa terdengar.
Koordinator Program Literasi KKN UBP Karawang Desa Rawameneng, Amanda, mengatakan, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya mahasiswa KKN untuk memenuhi salah satu program Sustainable Development Goals (SDGs) pendidikan berkualitas, yakni dengan menghadirkan ruang edukasi kreatif yang ramah anak.
“Tidak hanya sekedar membaca buku, tetapi juga menjadi tempat anak – anak di desa Rawameneng ini untuk mengasah kreativitas, menambah pengetahuan dengan membaca dan belajar keterampilan baru,” kata Amanda.
Agar kegiatan tak membosankan, anak – anak pun diajak membaca dongeng yang dikombinasikan dengan permainan edukatif yang memicu imajinatif para anak. Selain diajak membaca, para siswa juga diajak membuat puisi akrostrik dan menulis cerpen.
Tak hanya itu, anak – anak juga diajak untuk membuat pohon literasi atau pohon harapan pada tembok kelas.
“Dengan harapan progam Taman Literasi ni tidak hanya menjadi tempat membaca saja. Tetapi juga menjadi ruang berkarya para siswa untuk meningkatkan kreativitas serta kemampuan siswa dan menunjukkan bakat,” ujar Amanda.
Kepala SDN Taman Winaya Asep Sutandi mendukung penuh kegiatan taman literasi dari mahasiswa KKN UBP ini.Ia juga berharap taman literasi ini dapat meningkatkan minat baca anak – anak di Desa Rawameneng.
“Soalnya kebanyakan siswa zaman sekarang lebih suka menonton tiktok dan main game daripada membaca,” kata Asep Sutandi.
Semangat 75 anak – anak ini menjadi bukti bahwa literasi dapat tumbuh subur jika diberi ruang yang ramah, kreatif dan inklusi.
