AWESH.id-Program bapak ibu asuh diklaim sukses menurunkan angka stunting di Karawang, Jawa Barat.
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana (DPPKB) Karawang mengandalkan program bapak ibu asuh untuk pemberian makanan atau asupan gizi bagi keluarga berisiko stunting.
Misalkan Bupati, Wakil Bupati, pengusaha hingga perusahaan yang menjadi orang tua asuh mentransfer ke rekening Baznas. Nantinya akan disalurkan dalam bentuk makanan, vitamin, hingga suplemen makanan.
Wakil Bupati Karawang misalnya, merogoh kocek pribadi untuk membeli telur yang kemudian diberikan kepada keluarga atau anak berisiko stunting.
Kepala DPPKB Karawang Sofiah mengatakan, melaui program itu, angka stunting di Karawang menurun 6,6 persen dari 20,6 persen di 2021 menjadi 14 persen pada 2022. Padahal target nasional stunting turun 14 persen pada 2024.
Baca juga: Tips Memilih Hewan Kurban Sehat di Karawang
“Alhamdulilah gerak cepat Pemkab Karawang bersama stakeholder terkait membuahkan hasil atas arahan Bupati dan Wakil Bupati Karawang,” kata Sofiah di Karawang, Kamis (15/6/2023).
Adapun angka perkiraan stunting pada Februari 2023 sejumlah 2.779 anak.
“Itu baru hasil penimbangan. Belum pasti stunting karena harus ada pemeriksaan lebih lanjut,” ujarnya.
Wilayah dengan angka stunting tertinggi di Karawang yakni Kecamatan Ciampel. Kemudian disusul Kecamatan Klari dan Karawang Barat.
“Faktornya ada beragam. Mulai dari pola asuh, faktor ekonomi, hingga nikah terlalu muda,” ujarnya.
DPPKB punya 5.637 pendamping keluarga berisiko stunting. Adapun tiap tim pendamping terdiri atas tiga orang. Satu dari DPPKB, satu bidan, dan seorang dari PPK.
“Untuk pendampingan calon pengantin dua kali setahun, pendampingan ibu hamil 6 kali, ibu melahirkan dua kali, serta balita dan batuta 2 kali,” ujar Sofiah.
