AWESH.ID – Ketua Asosiasi Pengembang dan Pemasar Rumah Nasional (Asprumnas) Jabar Abun Yamin Syam memberikan trik khusus untuk menjadi developer pemula berbisnis perumahan.
Abun mengungkapkan, syarat pertama calon pengusaha pemula untuk menjadi pengusaha developer adalah memiliki tanah sendiri. Namun jika tidak memiliki tanah sendiri, bisa bekerjasama dengan pemilik tanah.
Setelah lahan tanah ada, maka kata Abun, selanjutnya calon pengusaha bisa mengecek lahan tersebut masuk ke dalam zona kuning atau pengembangan pemukiman atau tidak.
Cara mengeceknya, calon pengusaha tinggal mendatangi Kantor Kementerian Agraria Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) atau Dinas PUPR.
Setelah ahan tersebut bisa untuk bisnis perumahan maka, calon pengusaha bisa langsung melakukan pengurusan teknis perizinan. Seperti pertimbangan teknis (pertek) di BPN dan PBG atau IMB dulu namanya kepada dinas teknis di pemerintahan.
Usai persetujuan selesai, kata Abun, calon pengusaha bisa mencari perbankan untuk mengajukan KPR bagi calon konsumen.
“Menjadi seorang developer merupakan sebuah bentuk bisnis yang konsepnya cukup sederhana. Kebutuhan pada perumahan tidak akan pernah surut, bahkan cenderung selalu meningkat dari tahun ke tahun, ” kata Abun, Selasa (20/3/2023).
Baca Juga : Perumahan Subsidi di Karawang Lokasi Strategis Dekat Kampus Negeri
Balik Untung Developer Pemula
Bisnis perumahan, kata Abun, bisa menguntungkan hingga 25 persen untuk pengusaha. Pencarian modal relatif sangat dan mudah. Bahkan dalam jangka dua tahun dengan pengembangan yang sabar dan pembiayaan yang tepat pengembangan bisnis akan jauh lebih luas.
Kegagalan bagi pemula, menurut Abun, biasanya kepada tidak sabaran membaca lokasi lahan perumahan. Sehingga, lokasi kurang strategis.
Banyak juga para pengembang pemula sering sekali tertipu oleh pemborong rumah yang menyebabkan merugi dan bangkrut.
“Tentu perlu mencari informasi yang luas mengenai dunia perumahan harus dilakukan. Tidak mendiskusikan permasalahan juga sering kali menjadi blunder. Terkadang ada yang juga memaksakan teknologi baru, tetapi tidak efektif, ” katanya.