
AWESH.id-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia mendukung hilirisasi produk rumput laut di Karawang, Jawa Barat kian moncer.
Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP melakukan pendampingan terhadap Koperasi Mina Agar Laut bersama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan, United Nations Industrial Development Organizations (Unido), Badan Riset Nasional (BRIN), hingga Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP).
Direktur Jenderal (Dirjen) Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Budi Sulistyo mengatakan, berhasilnya budidaya rumput laut di Karawang yang telah dimulai sejak tahun 2008 oleh Usup Supriatna merupakan buah dari kolaborasi.
“Ada pembudidaya rumput laut yg diolah disini, ada yang dikeringkan, ini siap kirim semua. Setiap bulan paketnya 300 ton, nanti akan berkembang lagi,” kata Budi saat meninjau gudang baru Koperasi Mina Agar Makmur di Desa Gempolkarya, Kecamatan Tirtajaya, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (25/1/2025).
Sebab, kata dia, BLU LPMUKP bakal melakukan mitigasi penambahan modal. KKP akan mengawal pengembangan usaha rumput laut, sistemisasi gudang, hingga spesifikasi kelayakan produk layak ekspor. Selain juga upaya pengembangbiakan rumput laut jenis lain, Ulva lactuca.
Selain dijual dalam bentuk kering, rumput laut di Karawang juga dijadikan agar strip, mie krystal rumput laut, dan biostimulan yang dikawal Unido. Rencananya juga bakal dibuat bio fertilizer.
“Jadi Karawang, hari ini yang kolaborasi. Mendukung untuk kebijakan nasional, swa sembada pangan, hilirisasi, dan MBG (makan bergizi gratis),” kata Budi.
Baca juga: Sharp Hydro Heroes Sukses Ciptakan Petani Muda Berkelanjutan
Ia berharap dengan semakin berkembangnya usaha rumput laut di Karawang, penyerapan tenaga kerja semakin banyak. Apalagi, Koperasi Mina Agar Makmur telah mempunyai konsumen tetap, PT Agarindo Bogatama.
Menurutnya, budidaya rumput laut di Karawang sangat potensial. Saat ini saja sudah ada 250 hektar tambak rumput laut di Karawang.
“Masyarakat rumput laut disini diharapkan menjadi masyarakat yg produktif, menjadikan bagian dari kebutuhan rumput laut nasional,” kata Budi.
Ketua Koperasi Mina Agar Makmur Usup Supriatna mengatakan, saat ini budidaya rumput laut di Karawang belum ada 5 persen dari total 17.000 hektar tambak air payau yang ada. Sebab baru ada 250 hektar tambak rumput laut.
Jika sudah 10.000 hektar, produksi rumput laut Karawang bisa mencapai 10.000 ton per bulan atau 2 ton setiap dua bulan.
Adapun untuk bibit pertama bisa sampai 5 tahun, dan jika pengelolaannya bagus bisa hingga 8 tahun.
“Harga rumput laut itu kita ada beberapa skema yg dilakukan. Terkadang di tingkat petani, itu bisa sampai Rp 5.500 (per kilogram) sekarang, artinya itu yang sudah kering 16 persen, sudah bersih,” kata Usup.
Usup juga menyebut pasar rumput laut masih luas. Sebab bisa dibuat menjadi produk agar-agar, kosmetik, pupuk sampai makanan.
“Ini menjadikan satu nilai, artinya Karawang ini punya potensi untuk lebih dikembangkan,” ujar Usep.
Usup menyebut membudidayakan rumput laut sejak 2008. Ia juga pernah meraih penghargaan local hero dari Pertamina.