23 Maret 2025

Tular Nalar Edukasi Gen Z dengan Imunitas Anti Hoaks

Kabar
Sekolah kebangsaan tular nalar yang digelar Mafindo, Unsika dan KPU Karawang di Islamic Center Al Ghammar, Rabu (29/11/2023).
Sekolah kebangsaan tular nalar yang digelar Mafindo, Unsika dan KPU Karawang di Islamic Center Al Ghammar, Rabu (29/11/2023).

AWESH.id-Sejumlah pemilih pemula dari generasi Z mengaku masih belum punya pilihan pasti pada Pemilu 2024. Khususnya untuk calon presiden dan wakil presiden.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Unsika, Deswita mengaku masih merasa abu-abu dalam menentukan calon presiden dan wakil presiden. Menurutnya dunia perpolitikan pun kerap cepat berubah.

Meski begitu, ia mengaku mengikuti isu dan informasi seputar pemilu. Salah satunya melalui media sosial (medsos).

“Kita kan gen z itu kayak lebih ke medsos, terus liat informasi yang beredar di medsos itu apa, termasuk yang viral. Kita tau, dan ngikutin ada istilah gemoy dan lain sebagainya, tapi untuk gambaran belum ada, masih abu – abu,” ujar Deswita di sela acara sekolah kebangsaan tular nalar di Islamic Center Al Ghammar, Karawang, Jawa Barat, Rabu (29/11/2023).

Baca juga: Tiket Kereta Cepat Whoosh jadi Rp 200.000

Deswita mengaku para generasi Z seperti dirinya membutuhkan banyak asupan informasi dan edukasi secara langsung seputar pemilu. Terlebih seperti dirinya yang baru akan memilih untuk pemilihan presiden dan wakil presiden.

Mahasiswa lainnya, Ratna juga mengaku sempat ingin golput. Namun, setelah memperoleh edukasi secara langsung, pikirannya mulai terbuka.

“Betul banget kita sering main tiktok, sosmed. Isu-isu politik tuh emang bertebaran, sampe aku terbesit kayaknya jangan milih deh. Tapi setelah ikut pelatihan sekolah kebangsaan, jadi pikir-pikir lagi, kalau misalkan gak milih masa depan tuh ada di tangan kita,” ujar Ratna.

Bahkan Ratna mengaku mulai melihat dan menelaah visi dan misi para calon. Termasuk track record kinerja sebelumnya.

“Untuk pilihan condong ke siapa, saya enggak mau bocorin,” katanya.

Menurut Ratna, sudah seharusnya generasi Z juga ikut ikut berkontribusi dalam pemilu. Kareanya ia mengaku tak akan golput dan bersedia menyebarkan edukasi serupa kepada kawan-kawannya.

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) berkolaborasi dengan akademisi Unsika dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Karawang menggelar sekolah kebangsaan tular nalar kepada 100 mahasiswa Unsika. Salah satu tujuannya untuk mencegah penyebaran hoaks soal pemilu.

Baca juga: Limbah Konveksi jadi Lebih Bernilai

Koordinator Fasilitator Kegiatan Weni Adityasning Arindawati mengatakan, tular nalar ini menargetkan sosialisasi dan edukasi kepada gen z sebagai pemilih pemula.

“Ini pelatihan tentang penginderaan hoaks, juga tentang bagaimana para pemilih pemula teredukasi seputar pemilu hingga tata cara memilih,” kata Weni.

Dengan menerapkan metode komunikasi antar personal, kata Weny, edukasi ini diharapkan menjadi imunitas bagi para pemilih pemula. Terutama dari kabar hoaks soal pemilu. Juga soal edukasi dan gambaran menggunakan hak pilih demi kemajuan bangsa dan negara.

“Suara pemilih pemula sangatlah penting karena populasi mereka cukup banyak. Pemilih pemula ini harus digandeng dan diberi arahan agar tidak bersikap apatis terhadap demokrasi,” kata Weni.

Ia juga berharap mahasiswa yang mengikuti pelatihan bisa turut menyebarkan secara positif edukasi tersebut kepada kawan – kawannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas