7 Februari 2025

Badan Bahasa Targetkan 200.000 Lema pada KBBI 2024

Edukata
Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI pada 10 hingga 12 Juni 2024 di Jakarta. Foto Dokumentasi Kemendikbudristek.
Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI pada 10 hingga 12 Juni 2024 di Jakarta. Foto Dokumentasi Kemendikbudristek.

AWESH.id-Setelah penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Sidang Umum UNESCO pada tahun 2023, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) terus berpacu meningkatkan jumlah lema Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Hal tersebut dilaporkan Kepala Badan Bahasa E. Aminudin Aziz pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI pada 10 hingga 12 Juni 2024 di Jakarta.

“Program yang sedang dilakukan di tahun 2024 adalah menambah entri Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) hingga sejumlah 200.000 lema. Hal ini merupakan pencapaian yang belum pernah dilakukan, karena pada tahun-tahun sebelumnya penambahan biasanya hanya sejumlah 2.500 lema per pemutakhiran, sedangkan tahun ini akan menambahkan 80.000 lema,” kata Aminudin dalam keterangan yang AWESH.id terima.

Baca juga: Hasil SNBT 2024 Pendidikan Tinggi Vokasi Semakin Diminati

Aminudin mengatakan, perkembangan jumlah kosakata dapat meningkatkan status bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. Pertama melalui fleksibilitas dan adaptabilitas, di mana bahasa dengan cakupan kosakata yang luas cenderung lebih fleksibel dan mampu menyesuaikan dengan berbagai konteks dan situasi. Ini membuat bahasa Indonesia lebih mudah digunakan dalam berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, bisnis, dan seni.

Kemudian keanekaragaman ekspresi, karena kosakata yang banyak memungkinkan penutur untuk mengekspresikan ide, konsep, dan nuansa dengan lebih tepat dan rinci. Sehingga dapat lebih baik dalam menggambarkan konsep-konsep kompleks, yang penting dalam diskusi akademis dan profesional.

Terakhir yaitu penerimaan dan pengembangan, bahasa dengan jumlah kosakata yang banyak dapat lebih mudah diterima dan dikembangkan di berbagai komunitas. Penutur bahasa lain mungkin lebih mudah mengadopsi bahasa yang memiliki banyak kosakata yang relevan dengan kebutuhan mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas