7 Februari 2025

KNIU Jadi Tuan Rumah Pertemuan Regional Lima untuk UNESCO

Edukata
KNIU jadi tuan rumah pertemuan regional lima komisi nasional untuk UNESCO. Foto Dok. Kemendikbudristek.
KNIU jadi tuan rumah pertemuan regional lima komisi nasional untuk UNESCO. Foto Dok. Kemendikbudristek.

AWESH.id-Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) bekerja sama dengan UNESCO Jakarta menyelenggarakan Pertemuan Regional Lima Komisi Nasional untuk UNESCO Wilayah Asia Tenggara pada 6 hingga 9 Mei 2024 di Jakarta.

Pertemuan itu dihadiri oleh delegasi Komisi Nasional untuk UNESCO dari Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Timor-Leste. Pertemuan ini merupakan forum pertama sejak pandemi COVID-19 dan juga menjadi pembahasan pertama yang diusulkan seiring memasuki periode 2024-2025.

Salah satu tujuannya adalah mereformasi jaringan penganggaran dan implementasi UNESCO pusat maupun di lingkup kantor regional. Masing-masing Komisi Nasional UNESCO memiliki kesempatan untuk berbagi pengalaman, keberhasilan, dan tantangan dalam implementasi program-program UNESCO di tingkat nasional dan regional.

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Itje Chodidjah mengatakan, pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi dan memperbesar dampak dari tujuan mulia UNESCO bagi negara-negara anggotanya.

Baca juga: Ketentuan Pendaftaran KIP Kuliah 2024

”Mari kita manfaatkan momen ini sebagai kesempatan untuk belajar, saling menginspirasi, dan memberdayakan satu sama lain. Bersama-sama, kita memiliki potensi untuk membentuk masa depan yang lebih cerah bagi generasi-generasi mendatang,” ucap Itje di Jakarta, dalam keterqngan yang AWESH.id terima, Selasa (7/5/2024).

Itje dalam forum tersebut, para delegasi akan meninjau program dan anggaran untuk periode 2024-2025 berdasarkan dokumen 42 C/5 Programme and Budget, menggali langkah-langkah strategis termasuk di antaranya menumbuhkan inisiatif baru, mengembangkan kemitraan potensial, dan memanfaatkan teknologi sebagai katalisator perubahan, serta mengidentifikasi kolaborasi yang produktif di antara negara-negara anggota.

Selain itu, Itje juga mengatakan, saat ini Indonesia dan Filipina menjadi dua negara yang masuk dalam Dewan Eksekutif UNESCO mewakili regional Asia-Pasifik. Kesempatan ini dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan masukan dari lima negara yang hadir, negara-negara anggota ASEAN, serta di kawasan Asia-Pasifik.

Untuk program 42C/5 sendiri terdapat empat program prioritas, yaitu tindakan untuk isu perubahan iklim; hubungan antarbudaya (benda maupun takbenda), perdamaian, dan pembangunan; inovasi dan teknologi digital; dan keterlibatan generasi muda.

Baca juga: Pengembangan Bahasa Indonesia di Australia Jadi Prioritas Kemendikbudristek

Pada kesempatan yang sama, Direktur Kantor Multisektoral dan Perwakilan UNESCO di Jakarta, Maki Katsuno-Hayashikawa, mengajak forum untuk  memastikan bahwa UNESCO tetap relevan dan mampu merespons kebutuhan setiap negara. Caranya dengan memberikan kontribusi untuk memperkuat kebijakan, memajukan prioritas pembangunan nasional.

“Dan pada akhirnya mencapai target Sustainable Development Agenda, yang hanya tinggal 6 tahun lagi,” kata Maki Katsuno.

Memasuki kuartal kedua tahun 2024, menurut Maki, pertemuan ini sangat tepat waktu dan strategis untuk lebih menyempurnakan kegiatan dan berkolaborasi bersama. Mengingat banyaknya potensi untuk melakukan berbagai program dan kegiatan terintegrasi antarsektoral di lima negara yang terlibat ini.

”Komisi Nasional dan UNESCO perlu terus bekerja sama. Kami berharap pertemuan ini akan menghasilkan langkah bersama dan kerja sama konkret untuk memajukan implementasi program UNESCO selama dua tahun ke depan sesuai dengan harapan,” ujar Maki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas