21 Januari 2025

Katak Pohon Langka Bermotif Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Edukata
Katak pohon langka ditemukan di Pegunungan Sanggabuana. Dok. Sanggabuana Conservation Foundation (SCF).
Katak pohon langka ditemukan di Pegunungan Sanggabuana. Dok. Sanggabuana Conservation Foundation (SCF).

AWESH.id-Tim Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) menemukan katak pohon mutiara, salah satu satwa langka endemik Jawa di Pegunungan Sanggabuana.

Katak bernama latin Nyxtixalus margaritifer itu ditemukan tim SWR di aliran Sungai Curug Cikoleangkak ketika sedang melakukan eksplorasi dan pendampingan kegiatan pengenalan biodiversity dengan Himpunan Mahasiswa Biologi Universitas Islam As-Syafi’iyah Pondok Gede, Jumat (8/9/2023).

Baca juga: Kembang Harendong hingga Bunga Laos Bisa Disulap jadi Olahan Lezat

Kepala Divisi Litbang Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) Koko mengatakan, katak pohon yang berwarna oranye cerah dengan banyak bintik putih ini pada malam hari. Ukurannya kurang lebih lebar 3 cm dan panjang sekitar 7 cm. Lokasi penemuan katak pohon mutiara ini berada di lokasi yang sama dengan penemuan katak tanduk jawa (Megophrys montana) dan ular naga jawa (Xenodermus javanicus), yang ditemukan tim SCF tahun lalu.

SWR sendiri merupakan tim jagawana yang dibentuk SCF yang juga melakukan penelitian dan pendataan keaneragaman hayati di Pegunungan Sanggabuana.

“Ketemunya malam hari, di sebuah daun pohon ketika menyeberang sungai kecil dibawah Curug Cikoleangkak menuju basecamp kami di Cikoleangkak. Lokasi penemuan di ketinggian sekitar 600 mdpl (meter di atas permukaan laut)” ujar Koko dalam keterangannya, Senin (11/9/2023).

Koko mengatakan, penemuan katak yang populasinya menurun itu menambah menambah daftar temuan keanekaragaman kami di Sanggabuana. Terutama dari jenis ampibi, juga menjadi indikator lingkungan yang baik.

Katak, kata Koko, merupakan bio indikator. Jika masih banyak ditemukan katak, apalagi katak jenis langka seperti katak pohon mutiara, ini menandakan lingkungannya masih baik.

“Jadi bisa dikatakan kawasan hutan dan perairan di sekitar aliran sungai Cikoleangkak ini masih bagus,” ujar Koko.

Dalam International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List, Java Tree Frog atau Pearly Tree Frog ini masuk dalam ketegori Least Concern (LC) atau resiko rendah berdasarkan data assesment tahun 2017 yang dipublikasikan pada tahun 2018. Dari laman IUCNRedList juga dikatakan bahwa populasi katak pohon mutiara yang masuk dalam family Rhacophoridae ini menurun (decreasing). Peta persebarannya banyak ditemukan di Jawa Barat, namun belum pernah ditemukan data di sekitaran Gunung Sanggabuana.

Novi Hardianto, alumni Biologi Universitas Islam As-Syafi’iyah yang mendampingi para juniornya di lapangan ketika pengenalan biodiversity di Pegunungan Sanggabuana menyambut baik baik penemuan katak pohon mutiara. Penemuan satwa langka ini, kata Novi, sekaligus sebagai edukasi di lapangan tentang bagaimana peran sebuah takson sebagai indikator lingkungan, bagaimana habitanya, dan potensi ancaman penurunan populasi akibat perubahan fungsi kawasan hutan. Sekaligus mitigasi untuk mencegah penurunan populasinya.

Katak Pohon Mutiara sering juga disebut dengan Katak Pohon Jawa, dan merupakan ampibi endemik jawa. Walaupun lebih sering ditemukan di wilayah hutan hujan tropis di Jawa Barat.

Baca juga: Kisah Bocah Enam Tahun Jadi Prajurit Uni Soviet pada Perang Dunia II

“Ciri khas keunikannya adalah warna oranye kecokelatan dan adanya bintik-bintik putih acak yang ada di sebagian besar tubuhnya. Bintik putih atau merah kuning keputihan mirip mutiara inilah yang menyebabkan katak ini disebut katak pohon mutiara,” ujar Novi Hardianto.

Habitat katak pohon mutiara adalah di hutan hujan tropis, dan bisa ditemui sejak di ketinggian 500-1200 mdpl. Sesuai namanya, katak ini sering dijumpai di dedaunan pohon di dekat aliran sungai. Kadang juga bersembunyi di lubang-lubang batu atau lubang pohon, terutama ketika sedang berkembang biak. Katak pohon ini cenderung sensitif terhadap perubahan lingkungan atau perubahan habitat, sehingga bisa dijadikan indikator perubahan lingkungan.

Ancaman terbesar katak pohon mutiara adalah perubahan fungsi hutan, juga penangkapan di alam oleh manusia. Ketika populasinya di alam terus menurun, kadangkala ampibi cantik dan unik ini bisa ditemui di marketplace, dijual sebagai satwa liar untuk dipelihara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas