AWESH.ID- Sejumlah lokasi laut di Jakarta terkontaminasi Parasetamol. Hal tersebut berdasarkan Tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan University of Brighton UK.
Penelitian tersebut terbit dalam jurnal Marine Pullution Bulletin berjudul “High concentrations of paracetamol in effluent dominated waters of Jakarta Bay, Indonesia.
Hasil riset Dr. Wulan Koagouw (BRIN, UoB), Prof. Zainal Arifin (BRIN), Dr. George Olivier (UoB), dan Dr. Corina Ciocan (UoB) ini menginvestigasi beberapa kontaminan air dari empat lokasi di Laut Jakarta yaitu: Angke, Ancol, Tanjung Priok, dan Cilincing; serta satu lokasi di pantai utara Jawa Tengah yakni Pantai Eretan.
Penelitian menunjukkan beberapa parameter nutrisi seperti Amonia, Nitrat dan total Fosfat melebihi baku mutu air laut. Selain itu, konsentrasi Parasetamol tercatat sangat tinggi di muara sungai Angke (610 ng/L) dan Ciliwung Ancol (420 ng/L).
“Hasil penelitian awal yang kami lakukan ingin mengetahui apakah ada sisa parasetomol yang terbuang ke sistem perairan laut. Kami melakukan dua lokasi utama, yaitu di Teluk Jakarta dan Teluk Eretan. Kosentrasi paracetamol tertinggi berada pada pesisir Laut Jakarta, sedangkan di Teluk Eretan tidak terdeteksi alat,” kata Zainal, sebagai salah satu anggota tim peneliti dari BRIN.
Konsentrasi parasetamol yang tinggi di laut bisa mengancam paparan jangka panjang terhadap organisme laut di Teluk Jakarta.
Baca Juga :Macan Tutul Terekam Kamera Jebak di Pegunungan Sanggabuana
Penyebab Paparan Parasetamol Laut Jakarta
Zainal menyebutkan terdapat tiga sumber konsentrasi parasetamol tinggi yakni ekresi akibat konsumsi masyarakat yang berlebihan, rumah sakit, dan industri farmasi.
Bahaya parasetamol yang tinggi terhadap lingkungan, peneliti perlu melekukan penelitian lebih lanjut. Namun hasil laboratorium peneliti BRIN mencatat ada pembengkakan terhadap atresia pada kerang betina karena paparan parasetamol sebesar 40 ng/L.
Konsentrasi Paracetamol di Teluk Jakarta adalah relatif tinggi (420-610 ng/L) dibanding di pantai Brazil (34. 6 ng/L), pantai utara Portugis (51.2 – 584 ng/L).
Meskipun memerlukan penelitian lebih lanjut, namun beberapa hasil penelitian di Korea Selatan menyebutkan bahwa zooplankton yang terpapar paracetamol menyebakan peningkatan stress hewan, dan oxydative stress.
Sisa atau limbah obat-obatan atau farmasi memang seharusnya tidak ada di dalam air sungai dan air laut. “Tugas setiap kita baik industri maupun masyarakat, untuk menjaga kesehatan manusia dan juga kesehatan lingkungan termasuk laut. Semua itu agar kita dapat hidup lebih bermakna,” ungkap Zainal.