
AWESH.id– Yayasan Senyum Untuk Negeri (SUN), bekerja sama dengan PT HM Sampoerna Tbk. melalui Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) di bawah Payung Program Keberlanjutan Sampoerna Untuk Indonesia (SUI), menggelar Festival Desa Wisata di Desa Sumberjaya, Tempuran, Karawang, Selasa (25/07/2023).
Kegiatan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan di desa tersebut bertujuan mengembangkan perekonomian di Karawang.
Dalam festival ini, panitia turut menggelar berbagai acara. Mulai talkshow bertema “Perintisan Desa Wisata”, bazar UMKM, festival buah mangga, atraksi kesenian lokal, hingga pemberian penghargaan lomba konten kreator desa wisata.
Yayasan Senyum Untuk Negeri (SUN) merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan sejak 2014. SUN telah menjalankan berbagai program di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Rintisan Desa Wisata
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bumidipala, Ade Wahyu (39), mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah fokus membangun potensi-potensi wisata Desa Sumberjaya.
Ade mengakui untuk membangun desa wisata memang sangat sulit. Pertama kali banyak yang mencemoohnya karena masyarakat berpikir kalau Desa Sumberjaya memiliki jarak yang cukup jauh dengan wilayah perkotaan.
Ia kemudian mencontohkan. Pertama dengan membangun kebun jati milik warga sekitar yang tak terawat menjadi wisata.
Baca juga: Pastikan Ini Saat Transaksi Menggunakan QRIS
“Saya pikir, saya tidak perlu menciptakan tempat wisata setingkat nasional. Tidak muluk-muluk, tingkat lokal saja dulu, ” kata dia.
Ia kemudian izin untuk membersihkan kebun jati milik warga tersebut. Dengan tawaran bisnis untuk menjadikan tempat wisata.
“Lalu warga dan Karang Taruna pun tergugah. Yang kemudian berdiri Jatidipala. Sebuah wisata yang menyajikan tongkrongan di bawah pohon jati dengan panggung hiburan serta kuliner,” kata Ade.
Untuk masuk Jatidipala hanya merogoh tiket Rp 5000. Kemudian Parkir dikelola oleh Karang Taruna dan Warga Sekitar.
Potensi
Ade pun melirik potensi wisata petik mangga. Setiap rumah di Desa Sumberjaya memiliki dua sampai tiga pohon mangga atau ada juga perkebunan mangga.
Bahkan pohon mangga-mangga di Desa Sumberjaya bisa dipanen oleh anak-anak taman kanak-kanak (TK).
“Makanya setiap musim panen, diundang anak-anak sekolah untuk wisata ke sini., ” kata dia.
Baca juga: Laba Bersih Pupuk Kujang Tahun 2022 Capai 1 Triliun
Pihaknya pun akan terus mengembangkan potensi wisata secara terintegrasi untuk menumbuhkan ekonomi lokal.
Ade akui sejauh ini belum ada satu pun desa di Karawang yang telah ditetapkan sebagai desa wisata. Hal itu mungkin terjadi karena kurangnya persiapan dari masyarakat untuk membangun kesadaran wisata.
“Saat ini kita targetkan terlebih dahulu kesiapan masyarakatnya. Dibandingkan mohon maaf, hanya secarik kertas saja, ” kata Ade.
Di Tahun 2020 dia telah membangun kesadaran masyarakat desa terhadap wisata. Sehingga mulai bermunculan wisata-wisata di Desa Sumberjaya.
Analis Kebijakan Ahli Madya Kementerian Parekraf Muh Nurdin mengungkapkan, dalam pembangunan desa wisata sangat diperlukan penggerak atau lokal hero.
“Bagaimana penggerak ini yang akan membangun kekuatan wisata lokal untuk bermunculan,” katanya.
Selain itu yang terpenting adalah melakukan pengolahan wisatanya yang menjadi jati diri dari desa wisata tersebut. “Wisata ini merupakan kekuatan penggerek roda ekonomi masyarakat, jadi sangat diperlukan memahami jati diri dari desa wisata, ” kata dia.
Nurdin mengakui untuk membangun desa wisata selain diperlukan lokal hero adalah adanya dorongan pihak perusahaan untuk membantu melakukan pembinaan selain dari pihak pemerintah.
Baca juga: CSG – KONI Gelar Turnamen Futsal Antar Perusahaan di Karawang
Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana melalui Pelaksana tugas Asda Pemkab Karawang Eka Sanatha juga turut memberikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan ini. Termasuk bagi peran aktif Sampoerna dalam memberdayakan masyarakat di Kabupaten Karawang.
”Tingginya antusias masyarakat untuk berwisata merupakan peluang yang sangat baik bagi pelaku industri untuk turut berkontribusi mengembangkan perekonomian daerah,” ujar Eka.
Eka berharap Desa Sumberjaya menjadi salah satu embrio desa wisata di Karawang. Meski di Karawang belum ada desa wisata yang ditetapkan, namun sejumlah desa memiliki potensi.
Ia berharap desa – desa yang memiliki potensi wisata untuk berbenah dan bersiap dari segala aspek.
“Pariwisata itu penggerek ekonomi bersama UMKM,” kata Eka.
Pemanfaatan potensi lokal dan nilai tambah
Sementara itu, Kepala Urusan Eksternal Sampoerna, Ishak Danuningrat, mengatakan, Sampoerna berkomitmen mendukung pengembangan ekonomi di Kabupaten Karawang melalui SETC di bawah Payung Program Keberlanjutan SUI.
Baca juga: Sampoerna Komitmen Ganti Kemasan Ramah Lingkungan
Ia berharap program ini dapat memanfaatkan potensi lokal di Karawang dalam mengembangkan desa wisata. Juga di saat yang sama memberi manfaat dalam bentuk penghasilan tambahan bagi masyarakat sekitar.
“Kabupaten Karawang nyatanya memiliki potensi yang besar bagi perekonomian daerah, khususnya untuk mengembangkan UMKM. Peran masyarakat, swasta, dan pemerintah yang bersinergi mendukung UMKM sangat penting untuk dapat mengembangkannya,” kata Ishak.
Ia juga mengatakan, program ini juga sejalan dengan Falsafah Tiga Tangan yang menjadi pedoman Sampoerna. Falsafah itu mencerminkan komitmen perusahaan untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan terkait. Termasuk masyarakat luas, yang dalam hal ini dilakukan melalui pemberdayaan UMKM dan warga Kabupaten Karawang.
Program ini berjalan menggunakan pendekatan multi-stakeholder, atau dengan mempertimbangkan ragam pemangku kepentingan di sekitar dalam pembentukan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Program ini sudah berlangsung dari bulan Januari 2023. Rangkaian kegiatan mencakup sosialisasi desa wisata, revitalisasi Kebon Jatidipala, peremajaan pohon mangga, penanaman pohon mangrove, pembinaan UMKM desa, dan pembagian seribu bibit mangga. (NIS)