7 Februari 2025

Sosok Aiptu Darwin Hutasoit, Polisi yang Juga Penatua Majelis Gereja

Awesh
Aiptu Darwin Hutasoit saat pelayaan di gereja. Ia merupakan polisi sekaligus penatua gereja.

AWESH.id-Aiptu Darwin Hutasoit merupakan Kasubnit 1 Reskrim Polsek Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat.

Darwin menceritakan pengalamannya sebagai pelayan masyarakat, seorang polisi juga seorang penatua Majelis Gereja Immanuel Karawang di Jalan Kertabumi.

“Saya kerap bergumul dengan waktu,” ujar Darwin di Mapolsek Telukjambe Timur.

Suatu malam Minggu, ia harus memimpin penangkapan terduga pelaku kejahatan pencurian kendaraan bermotor. Sementara paginya pukul 09.00 WIB ia terjadwal harus memberikan ceramah di gereja.

Lantaran operasi penangkapan kemungkinan akan berlangsung hingga dini hari, Darwin meminta pengurus gereja lainnya untuk menggantikannya berceramah.

“Tentu saya harus mengutamakan terlebih dahulu tugas saya sebagai polisi dan memang fleksibel. Antara tugas saya di gereja dan untuk kepolisian,” kata Darwin.

Darwin lahir dari keluarga penganut Kristen Protestan yang taat. Dia merupakan anak ke empat dari delapan bersaudara. Ayah dan ibunya berasal dari Medan, Sumatera Utara yang kemudian merantau ke Subang. Saat ia duduk di sekolah dasar.

Urusan Agama menjadi nomor satu di keluarganya. Telat sedikit ibadah ke gereja, ayah dan ibunya akan marah kepada anak-anaknya.

“Namanya anak, ketika itu saya telat bangun ke gereja. Orang tua marah besar ke saya. Bahkan takut anaknya bolos ibadah, kami harus diantar ke gereja yang jaraknya 4 kilometer dari rumah. Ketika itu di GPIB Subang,” ujar Darwin.

Baca juga: Sosok Nace Permana Pejuang Seni dan Budaya Asal Karawang

Hal itu pun ia terapkan kepada tiga anak laki-laki nya saat ini. Juga agar menjadi bermanfaat bagi orang lain.

“Sebagai bapak kepada putra saya. Saya selalu mengingatkan terus bawah hidup ini harus takut akan Tuhan. Karena Tuhan akan ada dimana-mana. Kalau takut pada orang tua. Itu tidak selamanya. Dan tidak boleh sombong. Berusahalah hidup berguna bagi orang lain,” kata dia.

Darwin bercerita, cita-citanya sejak kecil memang menjadi seorang polisi. Ia terinspirasi dari film Hunter dan detektif.

Di Tahun 1996 dia pun lolos menjadi seorang bintara dan kemudian ditugaskan sebagai intel di Polres Karawang.

Pembawaan Darwin yang kalem membuatnya dikenal sebagai sosok polisi pengayom yang melakukan pendekatan humanis kepada masyarakat.

Di tengah kesibukan tugas seorang polisi dia menjadi Penatua Majelis Gereja Kristen Pasundan Immanuel karawang. Ia menjadi salah satu tokoh agama Kristen Protestan di Karawang.

Ia kerap memberikan ceramah GKP Immanuel dan keluarga batak di Karawang. Selain itu juga ditugaskan siraman rohani untuk narapidana Rutan Polres Karawang yang beragama Kristen Protestan

“Penatua itu dipilih oleh masyarakat per wilayah dan hal itu saya sambut dengan gembira. Melayani Tuhan di gereja dengan melayani masyarakat tidak berbeda. Kurang lebih sudah delapan tahun,” ujar Darwin.

Menurutnya, bertugas melayani masyarakat harus dengan sentuhan kasih. Salah satunya dengan memasukkan kaidah agama dan norma kepada masyarakat.

“Bagi saya pribadi, menjadi penatua juga sebagai rem bagi diri saya pribadi,” ujar Darwin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas