21 Januari 2025

Katalis Merah Putih Jadi Persembahan Pupuk Kujang di HUT ke-78 RI

Hubis
Pabrik Katalis Merah Putih di Kawasan Industri Pupuk Kujang, Cikampek, Karawang, Jawa Barat. Foto Dokumentasi PT Pupuk Kujang.
Pabrik Katalis Merah Putih di Kawasan Industri Pupuk Kujang, Cikampek, Karawang, Jawa Barat. Foto Dokumentasi PT Pupuk Kujang.

AWESH.id – Pupuk Kujang Cikampek turut berkontribusi dalam penerapan penggunaan greenfuel atau bahan bakar ramah lingkungan dengan mengembangkan bahan bakar nabati atau BBN. Yakni dengan mempersembahkan katalis merah putih bersama ITB dan Pertamina Lumbricants.

Hal itu itu sejalan dengan program pemerintah yang terus berupaya mengurangi penggunaan energi fosil dan beragam emisi. Dalam pidatonya pada 16 Agustus 2023, Presiden Jokowi menyebut sumber energi hijau dan hilirisasi sebagai window of opportunity Indonesia untuk mencapai kemajuan lanyaran Indonesia kaya akan sumber daya alam. Termasuk bahan mineral, hasil perkebunan, hasil kelaitan, serta sumber energi baru terbarukan.

Salah satunya hilirisasi transfer teknologi yang memanfaatkan sumber energi baru dan terbarukan, serta meminimalisasi dampak lingkungan. Hilirisasi itu bukan saja pada sektor mineral, tetapi juga non mineral. Seperti kelapa sawit, rumput laut, dan kelapa.

Bersama Pusat Rekasaya Katalisis Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Pertamina Research and Technology Centre (RTC), anak perusahaan Pupuk Indonesia ini mendirikan PT Katalis Sinergi Indonesia (KSI).

“PT KSI merupakan perusahaan anak bangsa pertama yang membuat katalis di Indonesia. Saat ini, pembangunan pabrik sudah dalam tahap penyelesaian,” ujar VP Komunikasi Perusahaan M Arief Rachman dalam keterangan tertulis yang diterima AWESH.id, Jumat (18/8/2023).

Baca juga: Lima Tahun terakhir Realisasi Investasi di Karawang

Arief mengatakan, katalis merupakan zat yang bisa mempercepat dan mengarahkan reaksi kimia saat mengkonversi suatu bahan baku menjadi bahan lain yang diinginkan.

“Dalam pembuatan BBN, katalis berfungsi untuk mempercepat reaksi dalam proses perubahan minyak sawit atau minyak buah jarak menjadi BBN. Baik itu bensin, biosolar bahkan bahan bakar pesawat terbang atau avtur,” ujar Arief. 

Bahan bakar nabati ini diproyeksikan untuk banyak digunakan. Sebab, minyak bumi bersumber fosil akan semakin habis karena tidak dapat diperbaharui. Dengan katalis, Indonesia bisa mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam kehidupan sehari-hari.

Di sektor transportasi, pengunaan BBM berbasis fosil pelan-pelan digeser dan beralih ke energi listrik dan bahan bakar nabati (BBN). Untuk membuat BBN, sejumlah teknologi disiapkan termasuk bahan pentingnya, seperti katalis.  

“Selama ini penggunaan katalis di Indonesia masih tergantung dari impor. Produk-produk KSI nanti bisa dijadikan substitusi impor yang akan menghemat devisa negara,” ujar Arief. 

Di ITB, salah satu contoh produknya adalah katalis untuk mengkonversi minyak sawit menjadi diesel nabati (green diesel) atau bensin nabati (green gasoline/bio gasoline) dan yang mengkonversi minyak inti sawit menjadi avtur nabati (green avtur/bio avtur). Ketiganya berbentuk ekstrudat.

Baca juga: Pupuk Kujang Gunakan PLTS Atap untuk Sumber Listrik

PT Katalis Sinergi Indonesia, rencananya akan memproduksi katalis hydrotreating sebagai bahan penting dalam pembuatan bahan bakar nabati yang merubah minyak sawit menjadi minyak diesel (D100). Selain itu, PT KSI juga bisa membuat katalis oleochemical untuk beragam industri.

PT KSI memiliki kapasitas produksi 800 ton per tahun. Perusahaan ini diproyeksikan bisa membuat 7 jenis produk katalis. Yaitu 4 jenis katalis hydrotreating dan 3 jenis katalis oleochemical.  Produksi itu, diharapkan bisa memenuhi kebutuhan katalis dalam negeri. Sehingga, ketergantungan impor katalis selama ini bisa terkikis. Sehingga, Indonesia tidak perlu mengimpor hampir seluruh kebutuhan katalis. 

“Dengan berdirinya pabrik ini, kita upayakan kemandirian agar tidak tergantung kepada bangsa asing. Kita buktikan jika Indonesia mampu membuat katalis sendiri,” ujar Direktur Utama PT KSI Achmad Setiawan, dalam sambutanya saat groundbreaking PT KSI, tahun lalu.

Achmad menuturkan, pembangunan pabrik katalis ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mandiri dalam teknologi proses dan ketahanan industri. 

PT KSI berdiri di lahan seluas 2 hektare di Kawasan Industri Kujang Cikampek. PT Katalis Sinergi Indonesia merupakan sebuah konsorsium antara PT Pertamina Lubricants dengan kepemilikan saham 38 persen, PT Pupuk Kujang sejumlah 37 persen,dan PT Rekacipta Inovasi ITB sebanyak 25 persen.  Keterlibatan dalam konsorsium ini merupakan bentuk sinergi antara BUMN dalam mendukung penemuan ilmuwan untuk kemajuan bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas