AWESH.id-Nanas jadi komoditas utama Kabupaten Subang. Karenanya kabupaten di Jawa Barat ini memiliki Pusat Edukasi Nanas Nusantara (Puspanara).
Pusat edukasi yang berada di Kampung NanasKu, Desa Sarireja itu diproyeksikan bisa menjadi salah satu tempat untuk mempelajari seluk beluk buah nanas di seluruh Indonesia. Puspanara, rencananya akan menjadi wadah pembelajaran nanas bagi para mahasiswa, pelajar, kalangan umum maupun wisatawan.
Sejumlah pelajar dari Karawang telah mengunjungi Puspanara. Mereka belajar berbagai hal tentang nanas. Mulai dari budidaya, membuat ragam produk berbahan nanas mulai dari pakaian, pupuk hingga kain.
Baca juga: 33 Istilah Memasak, dari Disetup hingga Diurap
“Setelah mengunjungi tempat edukasi nanas ini, aku jadi tahu budidaya nanas, cara berkebun, dan produk-produk yang bisa dibuat dari nanas. Pokoknya ilmu tentang nanas,” kata M Faris, salah satu siswa SMP dari Karawang.
Para pelajar juga diberi kesempatan mencoba nanas hingga belajar membuat kain dari nanas.
Selain mempelajari nanas dari petani langsung, masyarakat juga bisa mempelajari nanas melalui aplikasi Kampung Nanasku. Aplikasi tersebut telah tersedia dan dapat diunduh di Google Playstore.
Puspanara berdiri atas inisiasi PT Pupuk Kujang Cikampek melalui Departemen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Agung Gustiawan, VP TJSL Pupuk Kujang mengatakan, pusat edukasi tersebut tak lepas dari nilai sejarah nanas yang mengakar kuat di masyarakat Subang. “Melihat potensi tersebut, sesuai dengan instruksi Menteri BUMN, Erick Thohir, Pupuk Kujang mengembangkan berbagai program TJSL di sana,” ujar Agung.
Di Puspanara, kata Agung, para pengunjung bisa mempelajari berbagai hal tentang nanas. Termasuk beragam produk turunan nanas yang bermanfaat.
Pusat edukasi nanas tersebut, kata Agung, akan melengkapi sejumlah program pemberdayaan yang telah dilaksanakan di Kampung NanasKu, Desa Sarireja sejak tahun 2019. Sejumlah program pemberdayaan tersebut membuat petani nanas di Sarireja telah naik kelas.
Hasil kajian para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM), berdasarkan metode Social Return of Investment (SRoI), kata Agung, Kampung NanasKu mendapat nilai 6,094. Adapun nilai investasi yang dikeluarkan mencapai Rp 229 juta dan telah menghasilkan nilai perubahan sebesar Rp 1,82 miliar.
Baca juga: Makanan Kesukaan Sukarno, dari Sayur Lodeh Rebung hingga Sambel Pecel
Hasil program juga diukur dengan kajian Indeks Kepuasan Masyarakat. Program ini mendapatkan kepuasan yang baik dari masyarakat penerima program dengan nilai indeks 3,25.
Setelah berbagai program itu dilakukan, terjadi perubahan pada petani nanas di Sarireja. Secara umum, petani binaan bisa menghasilkan nanas yang lebih berkualitas.
“Jika sebelumnya nanas hanya dijual di kios pinggir jalan raya Subang, saat ini nanas produksi petani Sarireja bisa masuk standar pasar modern bahkan diminati pasar luar negeri,” kata Agung.
Keberhasilan itu dinilai tak lepas dari kokohnya pondasi program tersebut. Program ini diawali dengan penguatan kualitas nanas. Jika dulu rata-rata kadar kemanisan nanas Sarireja di bawah 15 brix, setelah pendampingan budidaya, petani bisa menghasilkan nanas dengan kadar manis yang tinggi, di atas 15 brix. Alhasil, nanas Sarireja bisa memenuhi standar pasar modern dan bisa masuk ke supermarket.
“Setelah didampingi Pupuk Kujang, para petani binaan pun bisa membuat produk turunan lainnya, mulai dari keripik, sirup, wajit hingga pupuk organik dari nanas busuk. Bahkan petani sedang didampingi untuk membuat kain dari daun nanas dan silase atau pakan ternak,” kata Agung.
Program pemberdayaan masyarakat ini juga diklaim telah memberikan dampak besar untuk kelompok penerima manfaat lainnya. Seperti pendapatan kelompok mencapai Rp 72.000.000 per hektare. Adapun omzet produk olahan mencapai Rp 30 juta setiap panen.
Berbagai upaya tersebut, ujar Agung, merupakan upaya mewujudkan Kampung Nanasku untuk Indonesia.
“Masyarakat sekitar menyebutnya sebagai puseur elmu tatanen jeung pangangonan pikeun gemah ripah kertaraharja, atau pusat ilmu bertani dan beternak untuk mewujudkan tananan masyarakat yang sejahtera,” ujar Agung.