AWESH.id-Bridgerweight baru-baru ini tengah menjadi perbincangan. Kelas tinju teranyar ini dianggap kontroversional. Apa itu Bridgerweight dan asal – usulnya?
Kelas tinju umumnya dikelompokkan menurut berat petinju. Jumlah kelas dan divisi mungkin sedikit berbeda tergantung pada organisasi tinju yang menyelenggarakan pertandingan. Setiap kelas dan divisi memiliki gelar, peringkat, dan juara dunia yang diakui oleh berbagai badan tinju.
Baca juga: Ajeng Karawang Ditetapkan jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
Badan atau organisasi tinju yang diakui dunia
-Word Boxing Council (WBC)
WBC berdiri pada 1963 dan saat ini diakui sebagai kejuaraan Terbesar dan paling terkenal. Sabuk juara dunia WBC sangat ikonik dengan strap berwarna hijau.
-World Boxing Association (WBA)
WBA merupakan organisasi tinju tertua yang berdiri sejak 1921. Chris John, petinju Indonesia, pernah meraih juara dunia tinju kelas bulu WBA setelah mengalahkan Oscar Leon pada 2023.
-Internasional Boxing Federation (IBF)
IBF terbentuk pada 1976 di Amerika Serikat. Nama awalnya United States Boxing Association (USBA). Pada mulanya organisasi ini menjadi batu loncatan bagi para petinju baru guna melangkah ke level internasional yang berada di bawah naungan WBA.
-World Boxing Organization (WBO)
WBO berdiri pada 1988 setelah adanya perselisihan internal dalam WBA.
Baca juga: Rekomendasi Delapan Destinasi Wisata di Jepang Jepang
Bridgerweight
WBC menerapkan kelas baru tinju ini pada November 2020. Bridgerweight berapa pada kelas 90, 7 hingga 101,6 Kg hingga 101,6 Kg.
Presiden WBC Mauricio Sulaiman mengatakan, pihaknya memutuskan membuat divisi baru yang disebut Bridger atau jembatan. Kelas ini untuk melayani sejumlah petinju dengan berat antara 200 sampai 224 Pound.
Penciptaaannya tergagas untuk memberi petunjuk dan kesempatan lebih setara untuk bersaing dan merebutkan gelar dunia. Juga menghasilkan pertandingan yang lebih seimbang dan menarik antar petinju dalam rentang berat tersebut.
Hanya saja, organisasi tinju lainnya belum mengakui Bridgerweight. Sehingga saat ini masih dianggap kontroversional. Pertandingan kelas ini juga masih jarang.