23 Maret 2025

Sejumlah Satwa Langka Huni Gunung Sirnalanggeng, Ada Elang Brontok hingga Cekakak Batu

Headline Kabar
Cekakak batu, salah satu satwa langka penghuni Gunung Sirnalanggeng, Karawang, Jawa Barat. Dok. SCF.
Cekakak batu, salah satu satwa langka penghuni Gunung Sirnalanggeng, Karawang, Jawa Barat. Dok. SCF.

AWESH.id-Sejumlah satwa langka menghuni Gunung Sirnalanggeng usai aktivitas pertambangan di tempat itu dihentikan dalam dua tahun ke belakang. Seperti elang brontok hingga cekakak batu.

Satwa langka tersebut ditemukan oleh Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) yang dibentuk oleh Sanggabuana Conservation Foundation (SCF). Salah satu personil Ranger SWR, Komarudin mengatakan, saat ia melakukan monitoring satwa langka sekaligus memasang plang adopsi sarang burung milik Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak di Gunung Sinalanggeng, ia mendapati banyak jenis burung dilindungi dan primata langka di Sinalanggeng.

Baca juga: Ada 337 Spesies Hewan Dilindungi di Pegunungan Sanggabuana

Bersama warga Desa Cintalaksana, Kecamatan Tegalwaru, ia melakukan monitoring satwa langka dan patroli menjaga kawasan sekitar pohon tempat sarang beberapa jenis elang selama satu hari. Sembari patroli Komarudin juga melakukan dokumentasi satwa-satwa liar yang ada di Gunung Sinalanggeng menggunakan kamera prosumer dengan lensa super tele.

“Kami mendapat puluhan jenis burung, beberapa merupakan satwa dilindungi sesuai dengan Permen 106 Tahun 2018 tentang jenis tumbuhan dan satwa dilindungi,” kata Komarudin, Selasa (28/11/2023).

Satwa yang mulai banyak menghuni dan berbiak di Gunung Sinalanggeng diantaranya dari jenis primata, yaitu lutung jawa (Tracypithecus mauritius), dan  monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Sedangkan dari jenis burung, terdapat elang brontok (Nisaetus cirhatus), elang ular atau elang bido (Spilornis cheela), punai pengantin (Treron griseicauda), cekakak sungai (Todiramphus chloris), cekakak jawa (Halcyon cyanoventris), dan kirik kirik senja (Merops leschenaulti).

“Selain sering terlihat kucing hutan (Prionailurus bengalensis) juga ditemukan jejak karnivora besar macan tutul jawa (Panthera pardus melas). Tapi kami belum memasang kamera trap untuk merekam satwa yang ada, terutama jenis kucing besar di Sinalanggeng,” ujar Komarudin.

Anggota Badan Pemusyawaratan Desa (BPD)  Mekarbuana Abiburohman mengatakan, warha menyambut baik banyaknya satwa langka yang menghuni Gunung Sinalanggeng. Pada Kamis, 23 November 2023 lalu, Abib juga ikut mendampingi Pangkostrad di Sanggabuana untuk melepasliarkan satwa langka dan merehabilitasi hutan.

“Sebagai bapak asuh satwa dilindungi, Pangkostrad membiayai operasional masyarakat yang melakukan monitoring dan penjagaan. Saya dorong masyarakat untuk tidak berburu lagi tapi ikut program Pangkostrad. Jadi mendapat manfaat ekonomi yang lebih besar daripada berburu,” ujar  Abib yang juga aktif di komunitas Baraya Sanggabuna, komunitas yang ikut aktif dalam kegiatan konservasi di Sanggabuana binaan Sanggabuana Conservation Foundation (SCF).

Baca juga: Pangkostrad Jadi Bapak Asuh Satwa Langka Penggunungan Sanggabuana

Eris Suhendra, salah satu aktivis lingkungan di Karawang mengaku terkejut ketika ditunjukkan video dan foto hasil monitoring ranger SCF.

“Dari dulu Sinalanggeng memang tempatnya banyak satwa langka. Jadi setelah elemen masyarakat melakukan penolakan dan gugatan atas kegiatan penambangan di Sinalanggeng dan berhenti beroperasi ya sekarang banyak satwa yang kembali dan berbiak di Sinalanggeng,” kata Eris.

Meski begitu, menurut Eris, walaupun kegiatan penambangan di Sinalanggeng sudah berhenti namun lokasi bekas galian ini perlu direhabilitasi. Sebab, jika merujuk pada aturan, bekas galian harus direhabilitasi dan menjadi tugas pengelola. Biasanya ketika mengurus perizinan, kata Eris, ada deposit ke kas negara yang akan digunakan untuk rehabilitasi ketika pengelola galian setelah selesai beroperasi tidak melakukan rehabilitasi.

“Tapi jika tidak segera direhabilitasi, terutama yang di lahan Perum Perhutani, bersama SCF kami dan beberapa elemen masyarakat akan mengajak Perum perhutani untuk merehabilitasi hutan di Sinalanggeng. Supaya daya dukung kawasannya untuk satwa liar meningkat,” kata Eris.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ke Atas